Allah Selalu Punya CaraNya Sendiri Untuk Kita

Hari ini adalah kali pertama saya menulis di blog ini. Sempat bingung mau menulis apa, tapi setelah sholat shubuh saya mendengar ceramah dari salah seorang pemuka agama di salah satu stasiun TV dan saya sangat ingin membahas mengenai skenario Allah bagi para umatNya.
Bercermin dari pengalaman hidup yang saya jalani selama 22 tahun ini, ada begitu banyak nikmat Allah yang saya dapatkan selama hidup. Mulai dari mempunyai ayah dan ibu yang sangat menyayangi saya sampai memiliki adik yang tanpa mereka hidup saya akan sangat kosong untuk berada di rumah sendiri. Memiliki teman dan sahabat yang seperti keluarga saya.
Saya ingat ketika itu saya duduk dibangku sekolah dasar di SDN 252 Nikkel, awal saya mulai belajar membaca kala itu. Mungkin karena Allah memberikan kemudahan kepada saya dengan otak yang lumayan encer, jadinya hanya dalam beberapa waktu saya sudah mulai lancar membaca dan menulis. Saya juga ingat waktu itu pada saat pelajaran berhitung, kami disuruh membawa lidi yang dipotong  sekitar 10 cm dan dibagi menjadi 10 batang lidi dalam satu ikatan. Ini dimaksudkan agar mudah dalam berhitung nantinya. Maklum saat itu sempoa masih belum terlalu familiar untuk saya. Tapi, jangan remehkan sebatang lidi tersebut. Karena dari situlah saya akhirnya malah pintar berhitung. Dan akhirnya itu semua membawa saya mendapatkan peringkat 3 besar di kelas. Saya dan sahabat saya kala itu yang bernama Riska Pakombong yang sekarang adalah sarjana Fisioterapi FKUH adalah saingan saya disetiap pelajaran sekolah pada waktu itu. Ada juga Faika Isdayanti Muis yang sekarang adalah lulusan kebidanan, serta Elmy Lestari lulusan manajemen.
Lanjut, ke sekolah menengah pertama yang merupakan awal baru di tempat baru, teman baru dan suasana baru. Perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan mereka yang berasal dari golongan "big boss". Disaat mereka sibuk dengan efek pubertivitas dan kisah cinta monyet mereka, saya hanya sibuk dengan pelajaran sekolah. Hanya ketika mereka sama sekali tidak membicarakan tentang hal yang menurut saya konyol pada saat itu, barulah saya ikut nimbrung dengan mereka. Akhirnya setelah 3 tahun, saya lulus juga dari tempat itu.
Beralih ke SMA, masa dimana sesuatu itu semuanya indah menurut versi saya. Ada banyak hal yang saya lakukan ketika itu. Dan, mungkin karena pubertivitas baru menyerang saya pada saat itu barulah saya mengenal yang namanya cinta kalena. :D (wajarlah yaa). Tapi, saya tidak pernah lupa tugas saya sebagai siswa. Pernah ketika saya penaikan kelas dan penentuan jurusan, saya menangis karena tidak mau masuk jurusan social. Saya hanya berpikir jika saya masuk jurusan itu, rasanya akan berada di penjara, terkukung dengan pelajaran yang tidak saya sukai. Walaupun sebenarnya saya bisa belajar dijurusan itu. Tapi, pada akhirnya Allah memang memiliki rencana yang baik untuk saya. Saya pun masuk jurusan exact dan mendapat peringkat ke-2 dikelas saya pada masa itu.
Ada satu pelajaran yang penting yang saya petik, kalo kalian ingin sukses dipelajaran pastikan jangan mengenal kata "pacaran". Please, kalo kalian mau prestasi kalian meningkat ingat pesan saya "Jangan pacaran".  Mungkin bagi sebagian orang ada yang bilang "pacaran itu adalah bentuk support dalam belajar". Hahaha...omong kosong belaka. Sedikit-sedikit mau ketemuan, jalan-jalan, makan, de.el.el. Pada akhirnya apa, ketika mau ujian pake sistem SKS (Sistem Kebut Semalam) broo. Masalahnya adalah bukan cuma 1 mata pelajaran yang mau diujiankan, tapi lebih dari itu belum tugas-tugasnya. It's okay lah pagi kita belajar, sore-malam itu SMSan mulu bahkan sampe begadang membicarakan hal yang sebenarnya tidak penting. Tapi yaa karena lagi kasmaran kali yaa jadinya semua hal konyol yang tidak penting justru malah itu yang menjadi pembahasan. Coba kalo punya pacar yang kutu buku terus setiap ketemuan ngajak belajar, merayunya pake rumus, mengingatkan tugas dan ujian kan bagus tuh. Hahaha :D
Tapi yaa ga papalah yaa. Setidaknya kita tau pacaran itu seperti apa, ngebut belajar hafal rumus logaritma, dkk itu rasanya bagaimana. Begitulah masa-masa SMA ada suka maupun dukanya. Dukanya ketika salah seorang guru terbaik dan tergokil saya harus dipanggil kepada sang Khalik pasca mengalami kecelakaan lalu lintas. Guru yang hobinya main onet ketika kami sedang mengerjakan tugas yang diberikan. Guru yang selalu mendengarkan setiap curhatan kami, dan malah membalasnya dengan banyolan yang lucu dan sampai membuat kami tertawa dan berpikir ada yaa guru seperti ini. Selalu senang ketika kami mengajak camping bersama. Guru yang ketika marah malah tambah terlihat lucu. Wah...rindunya sama beliau. Semoga beliau tenang disana. Aamiin
Akhirnya masuk pada masa kuliah. Kebetulan saya masuk jurusan Teknik Mesin, jurusan yang berbeda jauh dari keinginan saya. Maunya sih jadi dokter atau setidaknya apoteker tapi apa daya, takdir berkata lain. Saya menjalaninya saja dengan sisa kemauan saya untuk belajar. Pada awal-awal kuliah sempat nangis karena super duper capek pake "banget" kuliah dijurusan ini. Kenapa? Pertama dari segi mata kuliah teorinya saja cukup menguras otak, belum ketika praktek. Bayangkan 8 jam berdiri didepan mesin mengerjakan benda yang awalnya hanya sebuah round bar kemudian berubah menjadi bentuk yang biasa digunakan pada part-part mesin dan hanya istirahat sekitar 45 menit yang terbagi ke dalam 2 waktu break. Pantas saja jurusan ini, ceweknya bisa dihitung jari. Belum lagi ketika gambar teknik, bayangkan gambar mesin sampe detail didalamnya mesti digambar berdasarkan standar ISO (International Organization for Standardization). Tulisannya saja harus pake standar bagaimana gambarnya. Ada lagi mata kuliah yang memberatkan otak, statika struktur dan elemen mesin. Bisa dipastikan hanya orang-orang terpilih yang bisa lolos di mata kuliah yang satu ini. Kembali lagi Alhamdulillah karena dibangku kuliah itu saya malah mendapat beasiswa komunitas dari perusahaan PT. Vale Indonesia Tbk.
Hal yang menegangkan ketika menyusun Tugas Semester Akhir selama 3 bulan. Mesti merancang dan mendesain mesin, menghitung kekuatan material dan bahan, dll. Tapi, kembali lagi semua itu pasti bakal dilewati. Akhirnya, bulan November 2014 kemarin saya akhirnya diwisuda. Selesai juga akhirnya.
Nah, dari situ saya mulai berpikir Allah pasti punya rencana terbaik untuk saya dan yang lainnya. Jangan pernah merasa bahwa kita diciptakan sia-sia. Tidak semua kejadian harus dipikirkan dengan serius. Sebab terkadang ada beberapa hal yang harus kita abaikan, agar diri dapat melangkah maju terus. Terkadang, ada dia yang didatangkan ke kehidupan kita, bertemu untuk kemudian kita lepaskan. Sebab Allah ingin kita belajar arti sebuah keikhlasan. Terkadang, ada dia yang sengaja dimasukkan ke kehidupan kita untuk menoreh luka, menyakiti. Sebab Allah ingin kita belajar arti sebuah kesabaran.
Terkadang juga, ada beberapa harapan dalam diri kita yang tidak serta merta dikabulkan Allah dengan seketika. Sebab Allah ingin kita belajar arti sebuah keyakinan. Karena Allah menghadirkan permasalahan dalam hidup dan hambatan di dalam segala upaya. Sebab Allah ingin mengajarkan dan menguji keimanan kita sebagai seorang hamba.
Bersabarlah untuk saya pribadi dan yang lainnya.
Sepandai-pandainya manusia membuat rencana, tentulah rencana Allah pasti yang lebih indah.
Tak satupun kejadian di muka bumi ini yang hadir tanpa sepengetahuanNya, bahkan daun yang jatuh pun adalah atas izinNya. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu bahkan sebelum hal tersebut terjadi. Segala hal yang telah Allah izinkan terjadi di muka bumi ini, pasti memiliki tujuan yang baik, bahkan yang terbaik. Hanya saja terkadang manusianya yang kurang bersabar untuk menantikan wujud asli dari suatu hal yang mungkin masih terkemas tidak menyenangkan. Padahal kita hanya butuh sedikit, sedikit waktu untuk bersabar lagi. Dan kemudian, Allah akan menjadikan semuanya indah tepat pada waktuNya. :)